Koperasi vs Bank: Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Pinjaman Usaha?

Membuka atau mengembangkan usaha seringkali membutuhkan suntikan dana. Namun, di tengah banyaknya pilihan sumber pinjaman, kamu mungkin bingung memilih antara koperasi dan bank. 

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, tergantung dari kebutuhanmu. Masalahnya, tidak semua orang tahu mana yang lebih cocok untuk usaha mereka. Jika salah memilih, risiko bunga tinggi atau persyaratan rumit bisa membuat kamu stres. 

Tapi jangan khawatir, artikel ini akan membantu kamu menemukan jawabannya. Setelah membaca, kamu bakal punya gambaran lengkap soal mana yang lebih menguntungkan untuk pinjaman usaha.

1. Bunga dan Biaya Administrasi

Salah satu faktor utama dalam memilih sumber pinjaman adalah bunga dan biaya administrasi. Biasanya, koperasi menawarkan bunga yang lebih rendah dibandingkan bank karena orientasinya pada anggota. Namun, ada beberapa koperasi yang tetap memberlakukan biaya administrasi cukup besar. Di sisi lain, bank cenderung memiliki sistem bunga yang lebih transparan meskipun nilainya relatif lebih tinggi.

Untuk memberikan gambaran lebih jelas, bayangkan kamu ingin meminjam Rp20 juta. Jika memilih koperasi dengan bunga 1% per bulan, total bunga selama setahun adalah Rp2,4 juta. Sementara itu, bank mungkin menawarkan bunga 1,5%, sehingga total bunga menjadi Rp3,6 juta. Meski demikian, bank biasanya memiliki program cicilan fleksibel hingga 12 bulan. Fitur ini sangat relevan bagi pelaku UMKM yang ingin mengatur cash flow dengan lebih baik.

Namun, sebelum memutuskan, kamu harus mempertimbangkan biaya tambahan lainnya. Misalnya, biaya provisi, asuransi, atau denda keterlambatan. Pastikan untuk membaca syarat dan ketentuan secara detail agar tidak terkejut di kemudian hari. Dengan begitu, kamu bisa memilih opsi yang sesuai dengan kondisi keuanganmu.

2. Proses Pengajuan dan Persyaratan

Proses pengajuan pinjaman di koperasi umumnya lebih cepat dan mudah dibandingkan bank. Kamu hanya perlu melengkapi dokumen dasar seperti KTP, KK, dan slip gaji jika ada. Selain itu, koperasi biasanya lebih fleksibel dalam menilai kemampuan finansial calon debitur. Hal ini karena mereka lebih fokus pada hubungan personal dengan anggotanya.

Sebaliknya, bank memiliki proses yang lebih formal dan memakan waktu lebih lama. Kamu harus menyertakan dokumen lengkap seperti NPWP, rekening koran, hingga laporan keuangan usaha. Meski terkesan ribet, proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa pinjaman diberikan kepada orang yang benar-benar layak. Bagi pelaku usaha besar, hal ini mungkin tidak masalah. Namun, bagi UMKM, proses ini bisa terasa berat.

Di era digital seperti sekarang, aplikasi kredit online seperti Kredivo hadir sebagai solusi praktis. Kamu bisa mengajukan pinjaman hanya dengan mengisi formulir online dan menunggu beberapa menit saja. Bahkan, member Premium bisa menikmati cicilan 1 bulan tanpa bunga untuk pembelian tertentu. Ini tentu sangat membantu bagi pebisnis yang butuh dana cepat. Limit pinjamannya juga tergolong sangat besar hingga Rp50 juta khusus member Premium.

3. Fleksibilitas Penggunaan Dana

Koperasi umumnya memberikan fleksibilitas lebih tinggi dalam penggunaan dana pinjaman. Mereka memahami bahwa anggota sering kali membutuhkan dana untuk keperluan mendesak atau kecil-kecilan. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan pinjaman untuk membeli peralatan usaha tanpa harus menjelaskan rinciannya.

Sedangkan bank biasanya memiliki aturan ketat tentang penggunaan dana pinjaman. Mereka mungkin meminta proposal bisnis atau rencana penggunaan dana secara detail. Meski ini bisa terasa merepotkan, pendekatan ini membantu memastikan bahwa dana digunakan secara produktif. Contohnya, jika kamu ingin membangun toko baru, bank mungkin meminta bukti sewa lahan atau izin usaha.

Namun, fleksibilitas ini juga harus disertai tanggung jawab. Jangan sampai dana pinjaman digunakan untuk hal-hal konsumtif seperti liburan ke luar negeri. Sebab, tujuan utama pinjaman usaha adalah meningkatkan produktivitas, bukan sekadar memenuhi kebutuhan pribadi.

4. Jangkauan dan Aksesibilitas

Koperasi biasanya memiliki jangkauan terbatas karena hanya beroperasi di wilayah tertentu. Ini bisa menjadi kendala jika kamu tinggal di daerah yang minim akses ke koperasi. Namun, bagi masyarakat pedesaan, koperasi sering kali menjadi satu-satunya pilihan karena lebih dekat dan mudah dijangkau.

Sebaliknya, bank memiliki cabang hampir di setiap kota besar, bahkan di pelosok desa. Selain itu, layanan internet banking dan mobile banking membuat akses ke bank semakin mudah. Kamu bisa melakukan transaksi kapan saja tanpa harus datang ke kantor cabang. Namun, layanan ini seringkali memerlukan pemahaman teknologi yang baik.

Dengan perkembangan fintech, kini ada alternatif lain yang lebih modern dan praktis. Misalnya, aplikasi kredit online memungkinkan kamu mengajukan pinjaman dari mana saja dengan syarat yang lebih sederhana. Ini cocok bagi generasi muda yang melek teknologi dan ingin segala sesuatunya serba cepat.

5. Keamanan dan Legalitas

Keamanan dan legalitas menjadi pertimbangan penting saat memilih sumber pinjaman. Bank di Indonesia diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sehingga lebih aman dan terpercaya. Kamu tidak perlu khawatir soal penyalahgunaan data atau penipuan.

Namun, tidak semua koperasi memiliki legalitas yang jelas. Ada beberapa koperasi ilegal yang beroperasi tanpa izin, sehingga berisiko tinggi. Oleh karena itu, pastikan koperasi yang kamu pilih telah terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM serta memiliki reputasi baik.

Di sisi lain, aplikasi pinjaman online seperti Kredivo juga diawasi oleh OJK. Dengan begini, kamu bisa merasa lebih tenang saat menggunakan layanannya. Selain itu, fitur cicilan 6 bulan yang ditawarkan memberikan fleksibilitas bagi pelaku usaha yang ingin mengatur pengeluaran secara bijak.